My Boyfriend Is A Brondong

Title                 :  My Boyfriend is a Brondong( kagak tau ini judul sesuai ato kagak XD )

Author             :  PARK SOJINKEY

Main Cast        :  Lee Taemin, Park Minri

Support Cast    :

Length             :  one shoot

Genre              :  Romance

Rating              :  General

Hi… readers yang setia#lambai-lambai tangan geje# thor bawa FF baru nih. Main castnya Abang Tim-Tam alias kakang Taemin. Ini baru pertama kalinya loh. Karena blog ku ini FF’na khusus untuk Shinee oppa-deul, jadi aku kagak boleh diskriminasi. di comment ya.. thor sangat seneng ada yang menghargai kerja keras thor. Moga terhibur.

Happy reading all~~~

“Taemin-ah, besok aku jemput di sekolah boleh?”

“Tidak boleh! Noona tidak boleh menjemputku disekolah. Pokoknya tidak boleh!”

“Wae?”

“Sekali tidak boleh, ya tetap tidak boleh noona.”

Aku mengerucutkan bibir kesal. Kalau aku mampu, sekarang juga aku ingin menggetok kepala namjachinguku ini dengan sendok es krim yang kupegang sekarang. Seperti biasa, setiap pulang sekolah, kami akan rutin bertemu disini. Di kedai es krim langganan kami. Pacar? Berawal dari seringnya kami bertemu di kedai es krim ini. Kami sama-sama maniak es krim. Setelah itu kami jadi dekat. Aku suka padanya. Dia juga suka padaku. Lalu dia menyatakan cintanya padaku. Dikedai es krim ini. Tentu saja aku terima. Aku kan juga suka padanya.

Dan kenapa dia memanggilku noona? Tentu saja dia umurnya lebih muda dariku. Dia baru kelas 2 SHS. Sedangkan aku sudah kelas 3 SHS. Sebenarnya aku sangat menolak dia memanggilku noona. Aku tidak suka. Bukan karena menyadari namjachinguku seorang berondong. Bukan. Tapi panggilan noonanya itu padaku, membuat orang yang mendengarnya salah tafsir. Mereka mengira, aku noona kandungnya sungguhan.

Siapa yang tidak sakit hati. Biasanya orang pacaran itu, memanggil pasangan masing-masing dengan sebutan chagiya misalnya. Ini noona? Omo~ bahkan tindakannya sangat kekanakan. Tapi suka sih. Aku suka dia bersikap manja padaku. Ngomong-ngomong soal sekolah, kami bersekolah di tempat yang berbeda. Aku bersekolah di Inha High School, sedangkan Taemin bersekolah di Shining High School.

Untuk itulah waktu kami bertemu sangat sedikit. Kami hanya bertemu setiap pulang sekolah, hanya disini. Di kedai es krim langganan kami. Terhitung, kami sudah tiga bulan pacaran. Rumahnya saja aku tidak tau. Tapi kalau Taemin, dia tau rumahku dimana. Dia selalu mengantarku pulang sampai di depan rumah. Sampai sekarang aku masih heran, kenapa dia sangat menolak, aku jemput di sekolah? apa dia malu mempunyai yeojachingu yang umurnya lebih tua darinya?

***

Hahaha.. biarpun dia melarangku menjemputnya di sekolah, tapi hari ini aku bertekad akan menjemputnya. Masa bodoh dia akan marah padaku nantinya. Aku ingin melihat ekspresi  namjachinguku yang kaget saat melihatku berada di depan gerbang sekolahnya. Hahaha..Huft! Kenapa sekolah ini belum bel-bel juga. Pulang jam berapa sih, sekolah ini?

Lima belas menit kemudian, bunyi yang sedari tadi kutunggu-tunggu pun berbuyi nyaring sampai mampir ke telingaku. Aku menunggu antusias di depan gerbang, satu persatu murid Shining High School berhamburan keluar. Kadang-kadang, aku risih mendapat tatapan aneh dari murid-murid yang melintas. Apa yang mereka pikirkan tentangku? Ah~ masa bodoh dengan itu.

Taemin dimana? Kenapa lama sekali namja itu?

Akhirnya sosok yang aku tunggu-tunggu pun datang. Baru saja aku ingin memanggilnya tapi seorang sosok perempuan yang terlihat centil menggandeng lengan Taemin mesra. Muka Taemin tampak tertekuk kesal. Dia melepas dengan paksa tangan yeoja yang melilit di lengannya. Membuat yeoja itu terhempas. Tapi yeoja itu tak sedetikpun menyerah. Lagi-lagi, dia melilitkan tangannya di lengan Taemin.

Baru kali ini aku melihat Taemin yang begitu cuek dan agak sedikit kasar. Wajahnya pun terkesan cool dan pendiam. Tidak seperti saat bersamaku. Dia begitu kekanakan dan menggemaskan saat bersamaku. Tidak pernah dia mengumbar wajah kesal dan dinginnya yang seperti kulihat sekarang, padaku. Apa benar yang kulihat dengan mataku ini Taemin? Namjachinguku? Orang yang lemah lembut? Orang yang aku cinta?

Taemin… dia menyadari keberadaanku.

“Minri-ah….” Gumamnya pelan dan kaget. Aku berdiri tepat didepannya. Melirik kearah lengan yeoja yang menggandeng tangannya. Taemin sadar dengan apa yang aku lihat, seketika melepas dengan kasar tangan yeoja itu. Membuat yeoja itu merintih kesakitan. Aku lihat yeoja ini begitu manis.

“Minri-ah.. aku bisa jelaskan. Ini tidak seperti yang kau bayangkan” katanya pelan. Aku baru sadar. Baru kali ini dia memanggilku dengan namaku. Tidak dengan sebutan noona seperti biasanya. Dan aku, entah kenapa mengerucutkan bibirku tanda kesal dan marah. Padahal tadi aku lihat sendiri, yeoja ini yang berusaha genit-genit dengan Taeminku. Bukan Taemin yang bersalah. Padahal aku tau. Tapi perasaanku tetap egois. Aku marah. Tidak tau karna apa.

Aku bergegas memutar tubuhku, dengan cepat kulangkahkan kakiku pergi dari hadapan mereka berdua. Kenapa hatiku begitu panas? Apa aku cemburu? Ya, memang benar aku cemburu. Aku tidak suka Taemin dekat-dekat dengan yeoja itu. Aku tidak suka.

“Minri-ah.. Minri-ah.. jebal dengarkan aku dulu” Taemin menggapai tanganku dan memegangnya erat. Membuat langkahku otomatis berhenti.

“Minri-ah, dengarkan. Ini tidak seperti yang kau bayangkan.” Taemin mengguncang kedua bahuku perlahan. Kulihat ekspresi wajahnya tampak panik. Baru kali ini juga, aku melihat ekspresi paniknya. Biasanya dia selalu ber-aegyo ria padaku.

“Tau apa kau dengan apa yang aku bayangkan? Kau bisa membaca pikiranku?” tanyaku sewot.

“Ish! Biar kujelaskan. Dia itu sepupuku, Sulli. Dia memang sering bersikap seperti itu padaku. Jangan berpikiran yang tidak-tidak Minri-ah”

“Terserah apa katamu. Aku mau pulang. Silakan melanjutkan acara menggandeng-gandeng tangannya. Maaf aku mengganggu” ucapku dengan penuh penekanan. Aku berbalik, melepaskan dengan kasar tangannya di bahuku. Secara tidak langsung, aku mengundang perhatian seluruh murid di sekolah ini. Omo~ malunya..

Aku berjalan dengan tergesa. Sampai seseorang mengamit tanganku, menyentuh kakiku, membopongku ke pundaknya, yang pastinya membuatku sangat kaget. Taemin???

“Kyaaaaa!!!! Apa yang kau lakukan Taemin jelek! Turunkan aku!!!!”

“Shiro! Sebelum kau mendengar penjelasanku, kau tidak akan kuizinkan pergi” katanya sambil berjalan. Entah akan membawaku kemana. Bisa kudengar murid-murid lain meneriaki kami dengan ricuh. Membuat wajahku panas. Malu. Aku menggigit-gigit bibir bawahku kesal. Dasar Taemin pabbo.

Dia menurunkanku dari pundaknya. Membawaku ke taman dekat sekolahnya. Mendudukkanku di meja panjang bercat putih mulus. Sepi. Taman ini lengang oleh manusia. Taman ini seperti milik kami saja. Aku masih tetap mempertahankan egoku yang marah dan kesal padanya. Aku kesal! Aku tidak ingin melihat wajahnya.

“Minri-ah..” panggilnya pelan. Aku diam. Kau tau kan, aku sedang marah Lee Taemin? Jadi jangan bicara padaku! “Minri-ah” panggilnya lagi. Diputarnya daguku. Melihatnya. Padahal aku tidak ingin melihat wajahnya. Sangat tidak ingin! Dia selalu menggunakan jurus wajah pias anak anjing yang ingin dipungut, kepadaku. Membuatku ingin cepat-cepat memaafkannya. Sial! Kenapa wajahnya harus seimut itu? Bagaimana sih cara kedua orang tuanya membuatnya? Apa ada cara-cara khusus?

“Lain kali, jangan mencariku ke sekolah lagi. Aku tidak suka” katanya, masih memegang daguku. Mwo? Aku kira dia akan minta maaf gara-gara kejadian tadi. Memohon-mohon padaku agar aku memaafkannya. Tapi kenyataanya? Dasar namja tidak punya perasaan.

“Ish” aku menghempas tangan Taemin yang menyentuh daguku. “Cih. Jangan mencarimu ke sekolah lagi? Agar kau bisa bermesraan seperti tadi dengan yeoja itu? Bergandengan tangan, peluk-pelukan. Kau saja tidak pernah seperti itu padaku” ujarku sinis. Setidaknya dia berikan alasan yang logis. Kenapa aku tidak boleh menjemputnya di sekolah.

“Sudah kukatakan, yang tadi itu sepupuku. Apa perlu aku panggilkan dia sekarang? Kau bebas menanyakan apapun padanya, jika kau tidak percaya dengan apa yang aku katakan”

“Terserah apa katamu Lee Taemin. Aku mau pulang. Sebaiknya, untuk sementara ini kita tidak usah bertemu dulu” kataku datar. Padahal aku tidak mau melakukan hal ini. Tapi mulutku dengan sendirinya berucap seperti itu. Aku terlanjur sakit. Putus? Aku tidak mau. Aku masih sangat menyayangi namja ini. Aku mencintainya. Aku berdiri dari dudukku. Hendak pergi meninggalkan Taemin sendirian. Tapi tanpa kusangka, Taemin malah menarik pergelangan tanganku kasar. Membuatku duduk kembali.

“Ya! Appo pabbo!” bentakku kasar. Taemin masih memegang pergelangan tangan kiriku. Kulihat matanya memerah. Rahangnya mengeras. Marah? Aku sangat takut melihat Taemin yang seperti ini. Dia bukan Taeminku. Taeminku adalah orang yang lemah lembut. Bukan Taemin kasar yang seperti sekarang.

“Taemin-ah lepaskan. Sakit” aku berusaha melepaskan genggamannya di pergelangan tangan kiriku. Tapi usahaku sia-sia. Dia malah semakin mengeratkan pegangannya di pergelangan tanganku. “Untuk sementara tidak usah bertemu dulu?” dia tersenyum remeh. “Kalau aku tidak mau bagaimana?” kataanya dengan tetap tersenyum meremehkan. Omo~ siapa dia? Dia bukan Taemin. Taemin yang aku kenal, bukan seperti ini.

“Taemin-ah kau kenapa? Kau sangat menyeramkan jika begitu. Kau bukan Taemin yang seperti aku kenal” Lagi-lagi dia tersenyum. Aku mengernyit heran. Apa benar dia Taemin? “Asal kau tau. Inilah aku yang sebenarnya.” Dengan cepat dia melumat bibir tipisku. Menciumnya kasar. Menyedot-nyedot bawah bibirku. Aku tetap mempertahankan bibirku agar tertutup rapat. Tapi dia menggigit kecil bibir bawahku, seketika aku berteriak kecil. Dengan lihai, dia memasukkan lidahnya kedalam mulutku.

Aku menangis. Aku meronta. Ini ciuman pertamaku. Kenapa ciuman pertamaku harus seperti ini? Aku sesenggukan. Taemin menyadarinya. Dia menghentikan aktifitasnya, melihatku khawatir. “Minri-ah, neo gwenchana? Kenapa menangis?” Apa dia bilang? Kenapa menangis?

Dia mengusap dengan lembut air mataku yang membanjir di pipiku. Taemin menatapku bersalah. “Hiks…Hiks…Hiks.. huwaaaaaaa” Aku menangis semakin menjadi-jadi. Menangis seperti anak kecil. Aku lupa umurku berapa sekarang. Tangisanku seperti anak kecil yang hilang, ditengah pasar malam.

“Ssssstt… uljima uljima…” katanya lirih, lalu memelukku kedalam dada bidangnya. Mengelus kepalaku pelan. Bisa kudengar detak jantungnya yang memompa cepat. Aku suka mendengar detak jantungnya. Deg..deg..deg… seperti nyanyian dari surga. Taemin terus meracau meminta maaf padaku. Taeminku yang lemah lembut.. akhirnya kembali lagi.

Sekitar lima belas menit, kalau aku hitung, kami tetap dalam posisi seperti ini. Dipeluk dan memeluk. Sampai akhirnya tangisan ku terhenti, hanya suara sesenggukan kecil yang terdengar dari bibir mungilku. Taemin melepaskan pelukannya dari tubuhku. Memandangku. “Mianhae.. chagiya”

Kepalaku menoleh cepat melihatnya. Kaget. Apa aku tidak salah dengar? Tadi Taemin memanggilku apa? Chagiya?? Benar kan?? Chagiya kan?? “Taemin-ah, tadi kau panggil aku apa? Bisa kau ulangi?” suruhku.

“Ulangi? Apa? Mianhae???”

“Bukan! Bukan itu! Tapi setelah kata Mianhae tadi. Kau memanggilku apa? Chagiya?”

“Ani. Aku hanya bilang Mianhae saja. Jangan melebih-lebihkan” ucapnya sambil menoyor kepalaku pelan. Kau bohong! Jelas-jelas kupingku masih normal! Tidak mungkin aku salah dengar! Ish! Mengaku saja, susahnya minta ampun! Sebenarnya dia sayang padaku tidak sih? Masak memanggilku Chagiya saja tidak mau. Malah memanggilku noona? Mana ada pacar, yang memanggil pacarnya dengan sebutan noona? Ish! Kau menyebalkan Lee Taemin.

“Baiklah. Mungkin hanya kupingku saja yang salah dengar. Aku pergi” aku kesal. Sudah takdirnya aku mempunyai namja chingu yang menyebalkan seperti Lee Taemin. Kenapa aku harus suka padanya? Kenapa aku harus cinta padanya? Arggggghhhhh!!!!

“Jangan ngambek terus dong chagi. Jangan membuat wajahmu yang sudah jelek itu menjadi bertambah jelek lagi” godanya. Dicubitnya kedua pipiku pelan, ke kiri dan ke kanan. Tuh kan. Dia memanggilku chagi lagi. Kenapa tadi tidak mengaku saja sih?!

“Dengar. Yeoja yang membuat jantungku berdetak kencang, hanya kau seorang. Jadi kau jangan berpikiran yang tidak-tidak tentangku. Satu lagi. Kau tidak akan kulepaskan. Kau tidak akan kubiarkan pergi dari hidupku begitu saja.” Katanya dengan wajah yang amat sangat serius. Aku hampir saja tertawa. Jarang-jarang aku melihat ekspresinya yang sedimikian seriusnya. Biasanya dia selalu bertampang aegyo didepanku. Dia sudah seperti ajussi-ajussi sekarang.

Taemin memelukku lagi. Hangat. Aku senang. Senang sekali. Aku tidak salah memilih namja. Walau dia agak sedikit jail. “Kau tidak minta maaf padaku?” tuntutku.

“Untuk?” tanyanya dengan nada suara yang tidak merasa bersalah sama sekali. “Kau sudah bergandengan tangan dengan yeoja lain, walaupun dengan sepupumu sendiri. Dan kau menciumku” Omo~ aku jadi ingat bagaimana dia menciumku tadi. Sungguh sangat liar. Dan menakutkan.

“Omo~ kau kau tuli atau bagaimana. Aku sudah minta maaf padamu tadi. Tapi tidak dengan ciumannya”

“Wae? Aku tidak suka kau menciumku seperti itu. Bernafsu sekali, kau tau?!”

“Aku memang selalu bernafsu jika melihatmu. Ingin selalu saja menciummu” Perkataannya sukses membuat wajahku panas bukan kepalang. Kulepas dekapannya dari tubuhku. Berbalik tidak ingin melihat wajahnya. Kudengar dia terkekeh pelan. Mengejekku sekali namja ini. Aku mengipas-ngipas wajahku yang terasa sangat panas dengan kedua tanganku.

Taemin menaruh dagunya di pundak kiriku. Melilitkan tangannya di perutku. Mengayunkan tubuhku pelan ke kanan dan ke kiri. Sifat manjanya muncul. Tapi biarlah. Jarang-jarang kami bisa semesra ini. Bahkan aku tidak mengira, Taemin yang lebih kecil dariku satu tahun, bisa semesra ini. Aku pikir, dia akan malu-malu kucing. Ternyata anak lelaki jaman sekarang… ckckck. Memang tidak boleh menilai sifat seseorang hanya dari tampang dan umurnya saja.

“You always be mine…” gumamnya pelan, setengah berbisik ditelingaku.

Horeeeeeeeeeeee!!!! Ada yang mikir cerita ini ngengantung kayak jemuran pakek hanger?? Hahaha author sengaja.. di cerita ini kan belum dijelasin kenapa si Abang Taemin(umurnya lebih tua dari author satu tahun. Makanya author panggil abang J) kagak ngebolehin si Minri dateng ke sekolahnye.. nah untuk itu, buat readers yang masih penasaran sama ini cerita, comment sebanyak-banyaknya.. kalau ada yang gak suka sama cerita ini thor minta maaf deh. Comment ya.. gumawo#bow

6 pemikiran pada “My Boyfriend Is A Brondong

  1. “Memang tidak boleh menilai sifat seseorang hanya dari tampang dan umurnya saja.”
    kta2 yg bijak skali..
    aq suka bgt klo pervertx taemin kluar..
    jdix malah tetep imut..
    ehehehe…
    harus.mesti.ada.lnjutannya!
    *nyodorin puppy eyesx taemin..

Tinggalkan Balasan ke SoJinKey Batalkan balasan