Number 1 In Your Heart Part 1

Title : Number 1 In Your Heart part 1

Author : Park Sojinkey

Main cast : Choi Minho, Kim Kiri

Support  cast :

Length : chapter or twoshot?

Rating : G

Genre : romance, sad, au,

Note : author bikin ff Minong oppa lagi!! Ff galau lagi!! Langsung aja deh baca. Inget comment!! Jangan jadi siders.. wokey?? Terpujilah kalian, orang-orang yang sudah ngehargai kerja keras thor…

~~~Number 1 In Your Heart part 1~~~

“Coba lihat itu. Yuri songsaengnim dan Minho sangat serasi ya?”

Kiri mengikuti arah pandangan dua siswi yang sedang menggosipi satu orang namja tampan dan seorang lagi seorang songsaengnim perempuan yang sangat cantik menurut Kiri. Minho dan Yuri songsaengnim. Kiri akui, Minho dan Yuri songsaengnim sungguh sangat serasi. Dia tersenyum tipis. Melangkahkan kakinya untuk secepatnya pergi dari sana. Tidak ingin melihat lagi pemandangan yang sangat menyiksa mata dan hatinya. Minho.. namja itu, sedang bercanda dengan akrab dengan Yuri songsaengnim. Mantan kekasih Minho. Dan tentunya hanya Kiri yang tau.

“Haaah… Minho masih menyukai Yuri songsaengnim tidak ya?” gumam Kiri. Istirahat yang tadi inginnya mengajak Minho untuk makan di kantin, namun seketika urung Kiri lakukan. Karena pemandangan tidak mengenakkan tadi. Kiri ada di atap sekarang. Menebak-nebak kembali tentang hubungan Minho dan Yuri songsaengnim. Dia merapatkan tubuhnya di dinding tembok. Menelungkupkan kepalanya dalam-dalam diantara dua kakinya yang tertekuk. Helaan nafas berat, terus saja meluncur dari bibirnya.

“Semut, kenapa kau ada disini? Kau tidak pergi ke kantin?” Seseorang membelai kepala Kiri yang sedang menelungkup. Semut? Kiri tau. Hanya orang itu yang memanggil Kiri dengan panggilan semut. Kiri=Semut. Dia sangat suka panggilan itu. Belaian dari tangan hangat itu, membuat Kiri mendongak. Seorang namja tampan, kini tengah tersenyum padanya. Alis tebal, bulu matanya yang lentik, bibir tipisnya… itulah yang membuat Kiri jatuh hati pada namja yang masih tengah tersenyum pada Kiri saat ini. Namja itu mengambil posisi duduk di samping Kiri.

“Aku tidak lapar” aku Kiri bohong. Padahal kenyataannya dia sesunguhnya sangat lapar. Tapi rasa lapar itu seketika sirna saat pemandangan tidak mengenakkan tadi. “Kau harus makan walaupun kau tidak lapar. Ini sudah jam makan siang. Kau mau sakit? Ini buka mulutmu. ‘a’” suruhnya lembut. Roti yang sejak entah kapan dibawa namja itu. Dia.. namja itu… Minho.. adalah namjachingu Kiri. Perhatiannya juga yang membuat Kiri tidak mau melepaskan namja yang sungguh sangat dia cintai.

Dengan sukarela Kiri menyambut suapan roti dari Minho. Rasa stroberi. Seperti biasa, Minho selalu tau apa yang disukai Kiri. Senyum di umbar dihadapan Minho. Perasaan sedih tadi dia putuskan untuk cepat-cepat dia lupakan. Dia tidak ingin terus memikirkan sesuatu yang tidak bisa dia jawab sendiri. Biarlah.. biarlah nanti waktu yang menjawab. Yang dia yakin sekarang, Minho sayang padanya. Dia tidak ingin membuang percuma rasa sayang Minho padanya. Selagi masih bisa untuk dia dapat nikmati.

“Gumawo~” ucap Kiri tulus. Lagi-lagi Minho tersenyum. Senyuman itu menyejukkan hati Kiri. Tak jarang membuat Kiri terharu. Setiap dia melihat senyum Minho, pikiran akan masa depan yang suram.. pikiran akan masa depan yang seandainya dia tidak bersama Minho lagi.. pikiran akan masa depan kalau senyum manis di bibir Minho tak dapat lagi dia nikmati….pikiran akan masa depan kalau dia tidak bisa lagi mendapat perhatian yang tulus dari Minho, namja yang sangat dia cintai. Tanpa sepengetahuan Minho, Kiri menitikkan air matanya. Air matanya tidak meluncur di pipi. Air matanya langsung jatuh berbentuk satu tetes jelas yang bertato dirok sekolahnya. Saking terlalu besar air mata itu membuatnya jatuh begitu saja.

Dengan cepat tangannya mengusap air mata yang masih bersisa. Dia tidak mau Minho melihatnya menangis. Dia tidak mau membuat Minho khawatir. Dia ingin hanya senyum dan tawa yang terukir di bibir namja itu.

Minho jujur. Iya.. dia jujur. Dia sendiri yang menceritakan, bahwa dulu dia pernah menjalin hubungan dengan Yuri songsaengnim. Dia menceritakan perihal dirinya secara mendetail pada Kiri. Kiri berani mengungkapkan perasaannya ke Minho, dan dia tidak menyangka akan diterima.

Kiri dan Minho jarang bertegur sapa. Kelas mereka bersebelahan. Hanya dengan bantuan Soyu lah Minho dan Kiri bisa lumayan akrab. Minho adalah teman akrab namjachingu Soyu. Jadi kalau Soyu ingin bertemu dengan namjachingunya di kelas sebelah, dia pasti selalu mengajak Kiri. Karena Soyu tau, Kiri itu menaruh rasa dengan Minho. Mereka mulai dekat. Dengan bermodal nekat, Kiri mengungkapkan perasaannya ke Minho. Dan bisa kalian lihat sekarang? Mereka pacaran… Tapi Kiri tidak tau. Minho menerima ungakapan perasaannya lantaran dia mempunyai rasa yang sama atau ada motif lain.

“Bagaimana, kalau nanti sepulang sekolah kita berjalan-jalan ke Sungai Han. Di Syungai Han akan di selenggarakan pesta kembang api. Kau mau?” tanya Minho ke Kiri. “Tapi kodok, kita pulang sekolah kan jam 4 sore. Kembang api bukannya di adakan waktu malam hari” Kodok? Jangan heran. Itu panggilan sayang Kiri untuk Minho. Menurutnya, mata bulat Minho itu membuatnya seperti kodok. Sangat manis.

“Kita jalan-jalan ke myeongdong dulu. Setelah itu baru kita melihat kembang api” kata Minho lagi. Kiri tampak berpikir sejenak. Kemudian dia mengangguk. Mengiyakan ajakan Minho. Minho tersenyum kesenangan. Diacaknya lagi rambut yeojanya sayang. “Kodok Hentikan. Kau membuat rambutku berantakan. Aku tidak bawa sisir sekarang” omel Kiri. Tangannya menepis tangan Minho yang memberantakan rambutnya dengan semangat. Kiri berusaha memperbaiki rambutnya yang berantakan.

Tapi tangan kokoh menghentikan aktifitasnya. “Biar aku yang rapikan” sahut Minho. Dengan telaten, Minho menyisir dengan jarinya, merapikan kembali rambut yeojanya yang sempat dia acak-acak tadi. Dari bawah sini, Kiri bisa melihat dagu Minho, bibir Minho, hidung Minho.. semua wajahnya terekspos jelas oleh mata Kiri. Dan tentunya Kiri tidak menyia-nyiakan hal ini.

***

Bel pulang sekolah berbunyi, tepat jam 4 sore. Kiri sudah tidak sabar ingin bertemu Minho. Dengan bergegas, Kiri melangkahkan kakinya menuju pintu. Dan tanpa disangka Kiri, Minho sudah stand bye di depan pintu kelasnya. “Soyu, aku pergi duluan ya. Annyeong” pamit Kiri ke Soyu. Chingunya itu hanya melambai tangan sejenak, kemudian dia kembali mengobrol asik dengan namjachingunya yang mencarinya ke dalam kelas. “Kaja” ajak Minho antusias. Kiri mengangguk mantap. Dia bergelut manja di lengan Minho. Minho pun menyambutnya dengan baik. Itu membuat Kiri menjadi sangat senang dan bahagia sekali.

Singkat waktu, sesuai dengan rencana mereka tadi, mereka pergi ke myeongdong terlebih dulu. Hanya sekedar melihat-lihat, dan untuk mempercepat waktu. Mereka sudah tidak sabar ingin menikmati ribuan kembang api yang meledak dengan indahnya di atas sungai Han. Sesekali mereka berdua tertawa riang. Saling bercanda, saling mengejek. Orang-orang yang melihat kemesraan mereka tampak begitu iri, dan ingin seperti mereka. Terutama yeoja. Mereka berpikir, Kiri adalah yeoja yang beruntung mempunyai namjachingu yang tampan seperti Minho.

Secara tidak sengaja, mata Kiri menangkap sesuatu yang mengusik indra penglihatannya itu. Ditariknya Minho menuju stand dagang asesoris yang tentunya banyak asesoris-asesoris cantik yang bertebaran di sana-sini. Tapi bukan asesoris cantik itu yang mengganggu matanya. Tapi asesoris yang sungguh sangat unyu, yang membuat Kiri tidak tahan untuk segera memilikinya.

Sepasang gantungan hp berbentuk boneka mini keroro. Satunya berwarna pink dan satunya lagi berwarna hijau. “Kau suka?” tanya Minho tiba-tiba. Kiri yang masih memperhatikan dengan antusias gantungan hp itu, mengangguk semangat. “Ajumma… aku beli gantungan hp ini” kata Minho ke ajumma penjaga stand asesoris itu. Di keluarkannya beberapa lembar uang won, dan diserahkannya ke ajumma itu.

“Kau satu, aku satu” ujar Kiri sambil menyerahkan  gantungan hp boneka mini keroro yang berwarna pink pada Minho. “Loh? Kok pink?” protes Minho. “Biar aku yang membawa keroro namja, dan kau yang membawa keroro yeoja. Anggap saja itu aku, dan keroro hijau ini kau” jelas Kiri antusias. Minho tersenyum geli, melihat tingkah yeojanya yang sungguh sangat kekanakan. Tanpa banyak tanya lagi, Minho langsung memasang gantungan hp itu di Apple phonenya. Begitu pun Kiri. Yeoja itu langsung memasang gantungan hp itu di handphone LG cookie miliknya. “Cocok kan!?” Kiri mensejajarkan hp miliknya dan milik Minho. Minho mengangguk. “Sudah. Ayo, kita ke sungai Han sekarang. Ini sudah jam 6 sore” ajak Minho.

***

“Kodok! Mana kembang apinya? Lama sekali” kata Kiri kesal. Mereka sudah menunggu di jembatan sungai Han sejak 30 menit yang lalu. Di jembatan ini bisa sangat jelas jika ingin melihat kembang api. Tentunya bukan Kiri dan Minho saja yang ada disana. Banyak pasangan-pasangan yang juga memanfaatkan kesempatan ini untuk kencan di sungai Han. Suasana di jembatan itu sangat ramai dan ribut sekali.

“Sebentar lagi, Semut. Oh! 3 menit lagi” ujar Minho, melihat jam digital yang melilit di tangan kanannya. Jari-jari kiri Minho menyeruak, memasuki ruas-ruas jari kanan Kiri. Kemudian menggenggamnya erat. Kiri menyambut senang jari-jari Minho. Telapak tangan Minho sungguh sangat hangat. Bukan hanya tanganya saja yang terasa hangat. Tapi hatinya juga terasa hangat. Bagaimana bisa hatinya menjadi hangat begitu Minho menggenggam erat tangannya?

1 menit….

30 detik…..

15 detik…

5 detik….

Duar!! Duar!! Duar!!!

Mulut Kiri seketika menganga lebar. Takjub. Takjub melihat kembang api yang meledak indah. Warna kembang apinya seperti pelangi. Mejikuhibiniu. Mulutnya yang mengaga pun tampak belum tertutup rapat. “Kodok, kembang apinya indah seka—“ Ucapan Kiri sontak terhenti. Minho. Namja itu… bukannya melihat kembang api yang meledak dengan cantik, dia malah menolehkan kepalanya kesamping kanan. Penasaran, Kiri mengikuti arah pandangan Minho.

Yeoja itu. Pasti yeoja itu yang dilihat Minho. Yeoja itu dirangkul mesra oleh seorang namja yang sepertinya sebaya dengannya. Senyum pun tampak jelas sekali di bibir mereka berdua. Merekah lebar, senang sekali sepertinya. Dada Kiri sesak. Dilihatnya mata Minho terlihat nanar. Terlihat rasa tidak rela yang terpancar dari mata Minho, saat melihat dua orang itu tersenyum senang.

Indra pendengaran Kiri sudah tidak mendengarkan ledakan kembang api yang meletus indah ke angkasa. Matanya panas. Ingin menangis. Kenapa? Kenapa matanya seperti itu? Kenapa matanya tampak nanar seperti itu? Apakah dia masih mencintai yeoja itu? Songsaengnimnya sendiri? Yuri songsaengnim.. yeoja itulah yang dilihat oleh Minho sekarang. Kiri yakin. Namja disebelahnya itu adalah namjachingunya.

Mata Kiri berhenti memandang kedua sejoli itu. Matanya kini melihat namjachingunya yang terlihat sangat.. sedih? Bahkan mungkin, Minho tidak sadar, sedari tadi Kiri melihatnya. Bukan melihat kembang api. Benda itu sekarang tidak menarik perhatiannya sama sekali. Walaupun sangat indah pun, tapi kembang api sangat kontras dengan suasana hatinya saat ini. Kembang api meletus dengan bebas, indah, cantik.. tapi tidak dengan hatinya. Hatinya memang meletus. Meletus karena rasa sakit yang amat dalam. Kekecewaan yang terlalu mendalam. Kekecewaan, mengetahui namjachingunya sendiri masih menyukai mantan pacarnya.

Cantik? Ya benar.. hatinya terlampau cantik untuk membenci seorang Choi Minho. Untuk melupakannya saja tidak bisa. Apalagi membencinya. Dari awal, namja ini sudah menawan hatinya. Tidak membiarkannya pergi kemanapun. Kenapa dia menawan hatinya kalau pada akhirnya Minho masih memenjarakan satu orang yeoja lagi di dalam hatinya? Kenapa namja itu membuat Kiri menjadi menderita seperti ini?

Cukup. Sudah cukup. Kiri sudah tidak kuat lagi. Dia tidak bisa lagi membiarkan hatinya terluka lebih dalam lagi. Dia tidak bisa membiarkan hatinya tercabik dan tersayat akibat namja ini. Kalau ini memang jalan satu-satunya, Kiri rela. Kiri rela, asalkan namja ini, Choi Minho.. bisa bahagia nantinya. Walaupun itu sama saja dengan membuat hatinya terluka. Tapi biarlah.. ini untuk namja yang dia cintai.

Kenapa Kiri rela melakukan hal yang bodoh seperti ini? Kenapa dia mau melepaskan Minho dengan mudah? Bukankah Kiri mencintainya? Bukankah Kiri menyayanginya? Tapi kenapa dia lepas begitu saja? Jawabannya.. apalagi kalau bukan cinta. Kalau cinta, bukannya seharusnya mempertahankan cinta yang dimiliki? Iya.. Kiri memang cinta Minho. Ingin mempertahankan cintanya.

Tapi jika dia mempertahankan cintanya untuk Minho, dan Minho sama sekali tidak memberi tempat untuk mempertahankan cintanya itu, apa yang Kiri bisa lakukan? Kalaupun ia memaksa, ingin ada di hati Minho, tapi tetap saja dia tidak akan jadi nomor satu. Pasti dia akan jadi yang terbelakang.

Berusahalah untuk merebut tempat di hati Minho! Kalahkan yeoja itu! Usir yeoja itu dari hati Minho! Jangan biarkan yeoja itu memonopoli hati Minho. Sudah.. Kiri sudah melakukan itu. Sekarang dia menyerah. Tidak tau lagi, bagaimana caranya membuat Minho berpaling padanya. Melihatnya layaknya sebagai yeoja yang dia sayangi, dia cintai. Apakah Kiri harus sembah sujud terlebih dulu dihadapan Minho, baru namja ini mau menerimanya? Apakah Kiri harus melakukan itu? Menjatuhkan harga dirinya hanya gara-gara namja yang tidak pernah meliriknya?! Kenapa cintanya semenyakitkan ini? Kenapa harus ada yang namanya ‘cinta bertepuk sebelah tangan’?

Air mata Kiri jatuh menyeruah dipipi tirusnya. Ia sesenggukan dalam diam. Tidak bersuara. Tapi air matanya yang terus mengalir deras, membuktikan bahwa hatinya sangat perih. Sangat sakit. Sangat… sangat segala-galanya yang mewakilkan perasaan sakit hatinya. Sudah habis kata-kata menjelaskan bagaimana perasaan hatinya saat ini. Hancur. Ah ani. Mungkin lebih tepat kalau dibilang lebur. Kalau hancur.. masih ada potongan-potongan sisa yang bisa diambil. Tapi kalau lebur? Ia sudah rata bagai tanah.. semua tampak sama. Tak bersisa. Dan tidak bisa diperbaiki. Hanya bisa diperbaiki dengan cinta itu. Cinta dari namja itu. Itu merupakan obat penawar racun yang paling mujarab.

Genggaman tangan Minho di tangan Kiri mulai melonggar tanpa Minho sadari. Kecuali Kiri. Dia sangat merasakan, tangan Minho mulai menjauh dari rabaan telapak tangannya. Dengan cepat, dan menahan perih di hatinya, Kiri melepaskan genggaman tangan Minho. Dari pada mengambang seperti itu. Lebih baik dilepaskan saja.

Masih saja..masih saja Minho melihat kedua sejoli itu. Apa dia tidak merasakan? Genggaman tangan Kiri sudah terlepas dari tangannya? Apa dia tidak merasakan, mata Kiri melihatnya dengan nanar, sangat putus asa? Apa dia tidak menyadari, Kiri masih saja tetap mengeluarkan air matanya? Menangis karenanya? Apa dia.. apa dia tidak menyadari, Kiri sudah sangat terluka karenanya? Karena namja itu. Choi Minho..

Lebih baik begini… lebih baik membiarkan dia bersama orang yang dicintainya. Membiarkan dia bahagia dengan yeoja yang dia cintai….

Kiri meninggalkan Minho yang masih berdiri mematung. Matanya tetap melihat kedua sejoli itu. Tapi kenapa yeoja itu tidak menyadari keberadaan Minho? Yuri songsaengnim.. apakah dia buta? Atau dia menutup matanya untuk berpura-pura tidak melihat Minho?

Sambil terus terisak, Kiri semakin menjauhkan dirinya dari Minho. Kini isakannya sudah terdengar. Tangisannya sudah tidak dia sembunyikan lagi. Biarkan orang lain melihat dia menangis. Biarkan orang lain melihat air matanya. Tapi.. jangan sampai Minho melihat air matanya. Jangan sampai namja itu, kembali kepelukannya, lantaran Minho hanya kasihan dan iba padanya. Kiri juga tidak ingin membuat namja yang disukainya khawatir…

“Minho…” Kiri menggumamkan nama orang terkasihnya dengan sangat pilu. Dia terus berulang-ulang menyebut nama namja itu. Seakan-akan hanya nama namja itu saja yang terpatri dalam ingatannya. Tidak ada yang lain. Hanya Choi Minho…

~~~To Be Continue~~~

Bagaimana? Entah ini cuma perasaan thor aja atau gimana, tiap buat ff yang castnya Minho, thor tu pingin buat ff galau mulu… hahaha.. soalnya kalau sama Minhoppa, fellnya lebih dapet yang ke galau..

Comment ya… kalau gak dapet dopping, thor jadi males buat lanjutinnya.. minimal kalau gak comment, like lah.. hargai kerja keras thor. Buat yang dah comment makasi ya ^.^.. cipong kanan kiri buat readers yang udah ngehargai kerja keras thor.

9 pemikiran pada “Number 1 In Your Heart Part 1

  1. ceritanya kaya drama Heartstring..??awalnya saja hehehehe
    “Aku tidak lapar” aku Kiri bohong.lebih baik kata itu aku’y dihapus saja….biar lebih enak…
    Mian kalau comentnya gx nyenengin dan banyak protesss
    tapi alurnya lumayan bagus kok…

    • Wahhh… kkkk,, ad yg baca… gak nyangka lohh.. tunggu yahh^^
      Special buat Min gi entar yah^^
      Ojin, ngelunasin utang FF dulu.. nama FBna ap? Ojin mau temenan ama Min gi^^
      klo Ojin:: “Ojinevil Chendolhan Oks”
      Gomawo udahh baca^^

Tinggalkan Balasan ke puzpa key (@key_puzpa) Batalkan balasan